Thursday, October 18, 2007

Sejati-ku,
Cinta itu abstrak, begitu juga takdir
Cinta tidak berwujud, tapi manusia berlogika
Kita lahir karena cinta Sang Maha
Napasku adalah Cinta

Sejati-ku,
Udara kita tak pernah nyata
Begitupun rasa
Betapa hidup adalah misteri,
adakah benar hidupku luluh oleh napas seorang hamba?
Bisakah kita ucap setia atas Cinta?

Sejati-ku,
Kalaulah benar ruang rindu itu ada
Pasti akan ku sisa masa untuk kita
Bertemu Jiwa, menuai rindu, mentautkan hati, kuatkan mimpi
Dan (sudahkan) Sucikan ruang rindu ini untuk sebuah harap masa sesudahnya

Sejatiku ...
Saat ini udaramu terasa hidup untukku ...
Terima kasih untuk napasmu !

Sejatiku ...
Malam Kita, Raga kita ... melebur dalam sabda alam ...
Biarkan ku rasakan hembusan angin sebagai pesan kasih sayang
Biarkan alam ikrarkan seluruh malam2 doa cinta kita
Ragaku masih disini, tapi doaku seperti hening malam yang sembuhkan penat siang

Sejatiku ...
teruslah bernapas ... jangan berhenti melawan hidup .... teruslah bernapas
Teruslah tersenyum ... teruslah melawan ... nanti kita akan siap menemui alam dan sabdanya
Teruslah bertahan ... [aku mohon] ... hidup dan bernapaslah demi Napas kita
Sujud kita ... Ruku' kita ... tengadah kita ... di uji sang Maha ...

for iKangen [bukan Band!] ...Allah masih simpen dia [he he he ....]
Tetaplah Hidup, berNapas, dan pesan sabda kita setiap malam yang takkan terbatas masa dan tak kan reda!
Mati-ku Mimpi

Ketika masa beku, adakah yang dapat ku luluhkan?
ketika hati tak pasti, adakah masa kan berjanji?
Sejenak ku hidup napasmu...
tapi kau Hilang dan Sunyi .....

ahhh..... akhirnya ....

Tundukkan hati ...
Rebahkan Imagi...
..... MATI-KU MIMPI .....